Skip to main content

RR Tour stayed out all night


I love shorties !

It is fun to write and by writing shorties, I could remember events during my Europe Tour that have already been forgotten so.. here is another shorties for you!

For today shorties, I want to write it in Indonesia since the previous three are in English. If you missed my previous shorties, you could check it here

When night came and you have nowhere to go - 

***

Di shorties kali ini, saya ingin membagikan pengalaman saya menginap di airport, stasiun kereta, dan bis malam di Eropa. Oleh karena itu, untuk shorties kali ini saya memberikan judul RR Tour stayed out all night - yang (lagi-lagi) terinspirasi dari film drama Korea - Mary stayed out all night atau Marry me, Mary!

Stasiun kereta utama Mannheim
Selama tur Eropa, pertama kalinya saya menghabiskan malam di bis Eurolines yaitu pada saat perjalanan pulang dari Paris menuju Mannheim. Pada saat itu saya sampai di Mannheim pada pukul 5 dini hari dan harus menunggu kereta saya yang baru berangkat pada pukul 9 pagi. Alhasil, selama 4 jam saya harus duduk manis di dalam stasiun kereta yang sunyi senyap. Untunglah ada beberapa petugas yang berlalu-lalang di sekitar stasiun sehingga saya merasa aman untuk menunggu disana. Walaupun 4 jam berlalu sangat laaaambaat, tapi pada akhirnya pukul 9 pun datang dan saya bisa dengan tenang tidur di dalam kereta sampai kota tujuan saya.
Berbekal pengalaman menginap di bis, saya menjadi berani untuk mencoba menghabiskan malam di tempat-tempat lainnya - seperti . . . kereta malam dari Thessaloniki ke Athena.



Pelajaran pertama: tidur di bis lebih baik daripada tidur di stasiun kereta.


Stasiun kereta Thessanoliniki, Yunani

Pengalaman kedua, saya menghabiskan malam di kereta malam jurusan Thessaloniki ke Athena dan arah sebaliknya. Pada saat itu saya sedang berlibur ke Yunani dan berhubung pesawat saya mendarat di kota Thessaloniki, saya harus menghabiskan 7 jam di dalam kereta untuk bisa sampai ke Athena. Jujur, perjalanan  dari Thessaloniki ke Athena meninggalkan kesan yang cukup menyeramkan untuk saya. Karena pada saat perjalanan, saya duduk berdekatan dengan imigran-imigran yang terlihat menyeramkan dan bertingkah cukup mencurigakan. Mereka sempat mengajak saya ngobrol dan menanyakan apakah saya berasal dari negara Korea. Berhubung saya dipenuhi rasa curiga, saya bilang kalau saya memang berasal dari Korea (no offense haha). Tiba-tiba mereka menunjukkan lembaran uang Korea dan berniat untuk menukarnya dengan uang Euro dengan saya. Tentu saja hal itu sudah cukup menjadi tanda untuk memastikan kalau orang ini mencurigakan. Dengan halus saya menolaknya dan langsung berpura-pura untuk tidur. Perjalanan sejauh 7 jam menjadi amat sangat lama karena saya merasa tidak aman dan takut kalau-kalau imigran-imigran tersebut merencanakan sesuatu setiap kali kereta berhenti. Ditambah lagi ketika saya mendengar mereka menyebut kata Korea dalam percakapan mereka. Jujur saja, pada saat itu saya langsung menyesal mengunjungi Yunani - dan merasa kalau kota ini bukan kota yang aman. Untunglah, sesampainya di Athena saya bisa merasakan aura yang berbeda - aura kota turis dan pada saat perjalanan pulang dari Athena ke Thessaloniki berjalan lebih cepat dan lebih menyenangkan karena kami dikelilingi oleh sesama turis asing yang juga memiliki rute yang sama dengan kami. Fiuh - 

Pelajaran kedua: pastikan untuk memesan tempat duduk yang tidak berhadapan dengan orang lain.

Setelah bis dan kereta, saya mencoba untuk menginap di airport. Airport pertama yang menjadi tempat tidur saya semalaman adalah Dusseldorf International Airport. Pada saat itu saya baru pulang dari Roma dan pesawat saya mendarat di Dusseldorf Weeze Airport. Rencana awal, saya akan menghabiskan malam di Dusseldorf Weeze karena pada waktu saya mendarat, sudah tidak ada lagi bis dan kereta yang beroperasi. Namun, ternyata perhitungan saya salah dan saya bisa mengejar kereta terakhir yang menuju Dusseldorf International Airport. Well, sebenarnya masih banyak tujuan lain, tapi saya memutuskan untuk bermalam di Dusseldorf International Airport karena airport itu buka 24 jam dan disana ada Mc Donalds yang buka 24 jam juga. Dari sini juga saya belajar kalau Mc Donalds merupakan tempat bermalam paling fleksible dimanapun kalian berada. Semalaman di airport ternyata cukup menyenangkan dan nyaman karena suasana airport yang sudah pasti aman dan tentu saja dengan ditemani burger Mc Donalds, malam pun menjadi lebih berwarna. Apalagi pada saat itu saya sedang bersama 5 orang teman saya sehingga kami bisa bermain kartu semalaman sambil menunggu kereta pertama beroperasi.


Pelajaran ketiga: Carilah Mc Donalds 24 jam apabila kalian ingin menghemat biaya hotel.

Menunggu bis malam di halte Frankfurt Hahn
Setelah menginap di bis, stasiun kereta, dan airport, di perjalanan pulang saya dari Barcelona, tanpa disadari saya bermalam di ketiga tempat ini semalaman. Dimulai dari menginap di bis dari Frankfurt Hahn ke Heidelberg dari jam 12 sampai 2 malam, yang kemudian dilanjutkan dengan bersantai di Mc Donalds Heidelberg sampai pukul 4 (kami diusir keluar dari Mc D karena jam 4 mereka harus tutup), berhubung kereta baru beroperasi pukul 7, akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke dalam stasiun Heidelberg dan menunggu di dalam sampai jam 7. Dari stasiun Heidelberg, saya langsung menuju Karlsruhe untuk mengetok pintu kamar teman saya yang kebetulan ada di Karlsruhe untuk numpang tidur untuk beberapa jam. Oke, saya merasa kalau ini cukup ekstrim setelah membaca tulisan ini.

Pelajaran keempat: langsung menuju kursi bis paling belakang untuk tidur yang nyenyak!







Berbekal pengalaman gila dari RR Tour season sebelumnya, perjalanan saya menjadi semakin ekstrim ketika saya harus tidur di airport selama 2 malam padahal perjalanannya saya hanya 4 hari 3 malam. Tapi percayalah, kalau tujuannya itu kota Stockholm, saya sangat teramat ikhlas untuk menginap lagi di airport selama 2 malam. Malam pertama, saya menginap di airport Stockholm Skavsta, Swedia karena saya baru sampai di Skavsta pada pukul 11 malam dan sudah tidak ada lagi bis yang beroperasi. Alhasil, dengan rela hati kami mencoba mencari tempat untuk tidur dan sebagai expert, kami akhirnya menyusun beberapa kursi dan tidur selama beberapa jam. Jangan tanya saya bagaimana caranya saya bisa tidur di deretan kursi kayu seperti ini.

Tempat tidur di Stockholm Skavsta


Pelajaran kelima: Tas ransel = bantal emergency!

Malam kedua, saya menghabiskan malam di Dusseldorf Weeze. Untuk kali ini, saya sudah fix ketinggalan kereta jadi saya harus menginap di Dusseldorf Weeze. Berhubung saya sudah menjadi sangat expert dan menganggap airport adalah rumah kedua saya, saya sudah tidak takut lagi untuk tidur dan tentu saja jeli untuk mencari tempat tidur yang enak - yaitu di kursi pengunjung yang terletak di ujung airport. Walaupun kursinya kursi besi, tapi kursi ini jauh lebih nyaman daripada kursi kayu di Skavsta.

Teman seperjuangan yang tidur di Weeze

Banyak kok yang tidur di Weeze :D

Pelajaran keenam: Tempat gelap di ujung ruangan = tempat tidur yang paling oke!

Sebagai penutup RR Tour 2012, saya pun menutupnya dengan menghabiskan malam di bis Eurolines - tujuan Vienna - Krakow dan sebaliknya. Tentu saja saya sudah tidak merasa canggung atau aneh lagi untuk tidur di bis malahan saya bisa tidur dengan nyaman di dalam bis. Ada hal lucu yang saya temukan di bis Eurolines Vienna - Krakow. Mereka memasang film Dear John di TV dan setelah saya amati, ternyata film itu di dubbing dengan bahasa Polandia. Selama ini saya selalu menganggap sistem dubbing film Korea di Indonesia sudah paling aneh, namun ternyata saya salah. Untuk hal ini, sistem dubbing di Polandia jauuuuuuuuh lebih aneh karena mereka hanya menggunakan SATU pengisi suara saja  yang dimana si pengisi suara itu adalah seorang lelaki dan berkata-kata dengan nada datar. Saya benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau film Korea favorit saya didubbing dengan SATU pengisi suara saja seperti di Polandia. It's a BIG NO!

Pelajaran ketujuh: Jangan lupa headset dan MP3 player untuk menemani malam kalian.

Itu semua pengalaman saya menginap di bis, kereta, stasiun kereta dan airport selama tur di Eropa. Mungkin kalian merasa kalau saya nekat banget bisa berani untuk menghabiskan malam di berbagai macam airport di beberapa negara. Namun, semuanya itu sudah saya rencanakan dan tentu saja saya sudah dibekali dengan informasi tentang kondisi airport dan lainnya.

Sebagai panduan untuk kalian yang ingin mencoba untuk menghabiskan malam di airport, kalian bisa mengakses website Sleeping in Airports. Di website ini kalian bisa membaca pengalaman traveller yang pernah menginap di berbagai airport di seluruh belahan dunia. Kalian juga bisa menemukan informasi mengenai fasilitas di setiap airport yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk kalian.

***

I hope you won't get tired to read my shorties - because I am SURE that I will post MORE of shorties by this month!


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Menjelajahi Eropa Tengah Part III : 5 Jam di Kota Praha

Hola travelers ! Kembali lagi di Travel Series : Menjelajahi Eropa Tengah! Untuk kalian yang ketinggalan, kalian dapat membaca cerita kunjungan saya di Polandia dan Budapest . Post kali ini saya akan membahas mengenai kota Praha di negara Ceko. Negara : Ceko Ibukota : Praha Bahasa : Ceko Mata uang : Koruna (CZK) Kota Praha - atau sering disebut sebagai kota seribu menara merupakan salah satu tujuan utama di Eropa Tengah. Sebagai kota seribu menara, kalian dapat menemukan banyak sekali menara-menara yang menjulang tinggi memenuhi kota Praha ini. Jadi, tidak diragukan lagi kalau ini merupakan kota yang wajib kalian kunjungi ketika berada di Eropa. Sayangnya, saya tidak dapat melihat semua keindahan kota ini dikarenakan waktu kunjungan saya yang hanya setengah hari saja. Namun, selama kalian mempunyai jadwal dan tujuan yang jelas, waktu yang singkat tidak mengurangi keindahan kota Praha. Oleh karena itu, di post ini saya akan membagikan cerita bagaimana menikmati

City Runner

Yey - setelah beberapa bulan menghilang dari dunia blogging, akhirnya saya bisa mengumpulkan niat yang cukup untuk melanjutkan kisah perjalanan saya. OK, buat kalian yang ketinggalan, di pos-pos sebelumnya saya sedang bercerita tentang kunjungan saya ke Italia, yaitu di kota Venice  dan  Roma . Vatican at the first sight :)  *** Hari terakhir saya di Italia ditutup dengan kunjungan ke negara (kota?) terkecil di dunia yang juga menjadi pusat dari agama Katolik di dunia, Vatikan . Saya merasa cukup beruntung karena saya mendapat kesempatan untuk mengikuti Scavi Tour yang sangat terbatas untuk turis asing. (read:  Scavi Tour yang misterius  ) Cerita saya berawal dari pagi hari, dimana Scavi tour dijadwalkan akan dimulai pada pukul 09.00. Berhubung apartment saya cukup jauh dari pusat kota, saya berencana untuk berangkat dari pukul 07.30. TAPI, ada beberapa hal yang perlu diurus dan saya pun akhirnya berangkat pada pukul 08.00. Well, hitungan teori sih harusnya Vatikan bisa

Surga dunia, Hallstatt

English version :  The Heaven on Earth, Hallstatt Ada yang pernah menonton drama korea berjudul "Spring Waltz" ? Drama ini merupakan salah satu sequel dari drama musim Korea, yaitu Winter Sonata, Autumn in My Heart, Summer Scent dan ditutup dengan Spring Waltz. Dalam episode awal dari Spring Waltz ini, bersetting di Austria - tepatnya di kota Salzburg dan Vienna. Namun, selain dari 2 kota besar itu, ada 1 lokasi shoting di awal episode yang menarik perhatian saya karena pemandangannya yang benar-benar amazing. Pada saat saya melihat scene tersebut di drama, saya langsung mencari tahu dimana lokasi scene tersebut dan akhirnya saya menemukan 1 nama, yaitu Hallstatt . Sesaat setelah itu, saya langsung mulai merencanakan waktu untuk berlibur ke Hallstatt. Berikut rangkuman dari segala hal yang pernah saya temukan mengenai Hallstatt. Pertanyaan pertama, Hallstatt itu dimana yah?  Hallstatt itu merupakan sebuah kota kecil yang terletak di bagian sebelah