Skip to main content

Two Girls who Embrace the Sea

Shorties terakhir dari Yunani untuk menutup bulan Mei. Setelah belajar bahasa Yunani, berkeliling di Athena,  menjajaki Parthenon dan terakhir mencoba kuliner khas Yunani, saatnya kita beranjak ke laut Aegean yang juga menyimpan jutaan pesona dari negara Yunani.

Sesuai dengan judulnya, "Two Girls who Embrace the Sea", saya akan bercerita tentang perjalanan RR tour ke laut, yaitu laut Aegean. Seperti shorties sebelumnya, judul ini terinspirasi dari drama Korea yang berjudul "The Moon that Embraces the Sun." :)

Pemandangan laut Aegean

Belum lengkap ke Yunani kalau kalian belum mencoba berlayar di laut Aegean. Itulah hal pertama yang diungkapkan oleh orang lokal Yunani yang saya temui di Belanda.

Pertama, saya tidak berniat untuk berlayar, karena waktu kunjungan saya yang singkat dan faktor biaya perahu - yang saya kira akan menguras dompet saya. Untunglah saya bertemu dengan orang Yunani dan ia menceritakan banyak hal menarik dan tentu saja menyarankan saya untuk berkunjung ke pulau Aegina yang terletak hanya 2 jam perjalanan dengan ferry dari kota Athena. Tidak hanya dekat, tiket ferry dari Athena ke pulau Aegina hanya 20 Euro saja untuk pulang pergi. WOW!

Berangkat dari tips dan info yang saya dapatkan, saya pun akhirnya memutuskan untuk mengunjungi pulau Aegina di hari terakhir saya di Yunani.

Di tepi pantai pulau Aegina

Perjalanan lewat jalur laut benar-benar melebihi bayangan saya. Kapal ferry yang megah ditambah pemandangan laut Aegean yang benar-benar memanjakan mata. Belum lagi burung camar yang tiba-tiba berkerumun di belakang kapal, berebutan roti yang dilemparkan oleh turis. It was just tooo amazing to be true! 

Pelabuhan Pireus dari kapal Ferry

Dari Athena, saya menggunakan metro menuju Pireus - yang merupakan pelabuhan utama kota Athena. Dari Pireus ini lah, kalian dapat menemukan kapal-kapal yang akan membawa kalian ke pulau mana saja yang ada di Yunani.

Tak disangkat, pelabuhan Pireus lebih besar dari yang saya bayangkan dan setiap pulau memiliki tempat yang berbeda - dan masalah timbul ketika saya tidak tahu dimana ferry menuju Aegina berada. Untunglah ada turis asing yang juga menuju ke Aegina dan di gate E8 inilah, kalian bisa menemukan setiap ferry / flying dolphin yang menuju Aegina.

Gate E8 - tempat kapal Ferry menuju pulau Aegina berhenti

Dimulai dari awal perjalanan, di mana saya harus berlari-lari mengejar ferry yang akan berangkat 5 menit lagi setelah saya membeli tiket! Oh iya, perlu kalian ketahui kalau jadwal ferry di internet dan kenyataannya belum tentu sama. Jadi, pastikan untuk bertanya jam keberangkatan ferry pada saat membeli tiket.

Kapal ferry yang membawa saya ke Aegina
Setelah berlari-lari melintasi pelabuhan Pireus, akhirnya kami sampai di ferry - dan ternyata ferry yang kami tumpangi lebih besar dan lebih megah dari yang kami bayangkan. Suasana di dalam ferry benar-benar nyaman dan tidak ada kelas! Jadi, dengan tiket yang sama kalian bisa duduk-duduk di sofa di dalam ferry, atau bersantai-santai di deck kapal sambil melihat pemandangan laut Aegean. It's all your choice! 


Suasana di dalam kapal ferry

Tempat duduk di deck kapal

Saya memutuskan untuk duduk di deck kapal sambil melihat kota Athena dan pelabuhan Pireus yang sibuk. Angin yang berhembus cukup kencang, tapi tidak cukup untuk mengusir saya dari deck kapal. Alhasil, saya mencari tempat duduk di deck yang terletak di bagian belakang kapal dan mengarah ke lautan.

Pemandangan laut Aegina dari deck kapal
Pulau-pulau yang terlihat dari kapal Ferry

Di tengah perjalanan, tiba-tiba banyak orang berkerumun di pinggir deck sambil melemparkan makanan. Saya penasaran dan mendekati mereka, ingin tahu apa yang mereka lakukan. Ternyata, mereka sedang memberi makan burung camar yang sudah mengerumuni pojok deck sambil berebutan mengambil makanan yang dilemparkan turis. Burung camar itu makin banyak dan mereka berani terbang dekat sekali sampai hampir masuk ke deck kapal.





Baru pertama kali saya bisa melihat burung camar dalam jarak yang sangatttt dekat, dan tidak hanya 1, tapi puluhan burung camar! Mirip banget sama scene-scene yang ada di film atau drama. It was such a great experience!

Pelabuhan Aegina dari kapal Ferry
Perjalanan dua jam berlangsung sangat cepat dan saya sudah bisa melihat pelabuhan pulau Aegina dari kejauhan. Pemandangan kota Aegina dari ferry = SUPERB! 

Gereja di pelabuhan Aegina

Dari pelabuhan, saya mulai berjalan menyusuri jalanan utama dimana ada banyak restoran seafood, penjual souvenir dan kacang pistachio berjejer dari ujung ke ujung jalan. Oh iya, pulau Aegina sering disebut sebagai pulau penghasil kacang pistachio nomor 1 di dunia dan tentu saja hal ini juga yang membuat kacang pistachio menjadi oleh-oleh wajib buat turis yang mengunjungi Aegina. :)





Sebagai sebuah pulau, tentu saja kalian perlu mencoba seafood bakar - yang menjadi menu andalan di restoran yang ada di Aegina. Dan lagi-lagi, orang lokal Yunani yang saya temui di ferry sudah merekomendasikan restoran seafood yang paling enak yang ada di Aegina. Restoran ini merupakan restoran kecil yang terletak di belakang pasar ikan. Jadi, di tengah-tengah restoran kalian bisa menemukan pasar ikan. dan restoran ini terletak tepat di belakang pasar ikan ini.

Restoran seafood khas Yunani :)


Tentu saja, rekomendasi orang lokal Yunani tidak salah - it was a great restaurant dan saat itu adalah kali pertama saya mencoba memakan cumi bakar yang fresh banget! Walaupun hanya dibumbui dengan minyak olive dan jeruk nipis - dan dimakan dengan roti, it was a delicious lunch! MAKNYOSS banget deh. :)


Makan siang super di pulau Aegina 

Selesai makan siang, saya mencoba bersantai di pinggir pantai dan menikmati es krim pistachio di salah satu restoran. Well, berhubung saya tidak tahu banyak hal soal pulau Aegina, jadi saya hanya menghabiskan waktu untuk makan - makan - dan makan selama berada di pulau Aegina. Ha!

Es krim pistachio - asli Aegina!
Tapi, jangan tiru saya yah, karena banyak tempat lain yang bisa kalian kunjungi di pulau Aegina. Kalian bisa mengunjungi museum yang terletak tidak jauh dari pantai. Waktu saya kesana, sayangnya museum tersebut sudah tutup, entah karena hari libur atau karena memang sudah tutup.

 

Selain dari museum, kalian juga bisa mengunjungi pantai Aegina Maria yang terletak di sisi lain dari pelabuhan. Kalian bisa menggunakan bis, menyewa mobil, motor atau sepeda untuk bisa sampai ke pantai ini. Lagi - lagi, karena kurang informasi, saya tidak bisa ke pantai ini, karena pada jam itu bis sudah tidak beroperasi (double hiks). Jadi, saran saya untuk kalian yang ingin mengunjungi Aegina, lebih baik kalian menggunakan ferry pagi dari Athena dan langsung menuju pantai Aegina Maria sesampainya kalian di Aegina. Setelah itu, baru deh kalian bisa mencoba makan seafood di restoran. Jangan sebaliknya yah, kalau tidak berakhir seperti saya. :D


Salah satu pantai di pulau Aegina


Berhubung saya tidak tahu harus pergi kemana lagi, alhasil saya memutuskan untuk pulang ke Athena sekitar pukul 4 sore dan lagi-lagi, saya harus berlari mengejar ferry karena ferry tersebut akan berangkat 5 menit setelah saya membeli tiket. (again) Cukup melelahkan, tapi it was worth it dan saya akan sangat menyesal kalau saya tidak mengunjungi pulau Aegina ketika berada di Athena.

Untuk info tambahan, apabila kalian memiliki waktu lebih panjang, kalian bisa mencoba mengunjungi pulau Spetses. Orang lokal Yunani menyebutkan kalau pulau Spetses lebih bagus daripada pulau Aegina dan lebih kental tradisi Yunaninya. :)

Terakhir, sebagai bukti kalau RR tour benar-benar mengarungi laut Aegean di Yunani. Say cheesee!

Two girls who embrace the sea ;)

Comments

Popular posts from this blog

Word-strings

Mulai dari pertengahan bulan Mei ini, saya akan bercerita tentang perjalanan saya ke Yunani. Perjalanan saya ke Yunani relatif singkat, hanya 4 hari 3 malam namun, saya mendapatkan banyak sekali pengalaman yang menarik, menyenangkan, dan juga menyeramkan. Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari perjalanan saya ini, salah satunya adalah bagaimana menghadapi perbedaan bahasa atau bahasa kerennya, "language barriers" .  Perbedaan bahasa kerap kali menjadi salah satu alasan utama mengapa para wisatawan tidak mau mengunjungi negara asing. Mereka selalu berpikiran kalau mereka tidak mengerti bahasa lokal, mereka tidak akan bisa berkomunikasi dengan warga sekitar, tidak bisa menemukan tempat yang dituju (baca: nyasar), dan yang paling ditakuti, tidak bisa membedakan mana orang baik dan orang jahat (baca: pencopet, penipu, dkk). Well, mungkin memang banyak hal yang bisa membahayakan keselamatan diri karena perbedaan bahasa, tapi jangan biarkan ketakutan kalian menghalangi k

City Runner

Yey - setelah beberapa bulan menghilang dari dunia blogging, akhirnya saya bisa mengumpulkan niat yang cukup untuk melanjutkan kisah perjalanan saya. OK, buat kalian yang ketinggalan, di pos-pos sebelumnya saya sedang bercerita tentang kunjungan saya ke Italia, yaitu di kota Venice  dan  Roma . Vatican at the first sight :)  *** Hari terakhir saya di Italia ditutup dengan kunjungan ke negara (kota?) terkecil di dunia yang juga menjadi pusat dari agama Katolik di dunia, Vatikan . Saya merasa cukup beruntung karena saya mendapat kesempatan untuk mengikuti Scavi Tour yang sangat terbatas untuk turis asing. (read:  Scavi Tour yang misterius  ) Cerita saya berawal dari pagi hari, dimana Scavi tour dijadwalkan akan dimulai pada pukul 09.00. Berhubung apartment saya cukup jauh dari pusat kota, saya berencana untuk berangkat dari pukul 07.30. TAPI, ada beberapa hal yang perlu diurus dan saya pun akhirnya berangkat pada pukul 08.00. Well, hitungan teori sih harusnya Vatikan bisa

Menjelajahi Eropa Tengah Part IV-A : Tur Kota Vienna

Grüße aus Wien, travelers! Sampai juga kita di Austria, yang merupakan negara terakhir yang akan saya bahas di Travel Series Menjelajahi Eropa Tengah. Untuk kalian yang ketinggalan, di post sebelumnya saya sudah membahas tentang kunjungan saya di Budapest , Polandia , dan Prague . Berhubung banyak sekali bangunan menarik dan bersejarah yang saya kunjungi selama di Vienna, maka pos ini akan saya bagi menjadi 3 bagian. So , mari kita mulai Tur Kota Vienna bagian pertama ! Negara : Austria Ibukota : Vienna Bahasa : Jerman (Deutsch) Mata uang : Euro (EUR) Sesuai tradisi di post-post sebelumnya, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal kota tujuan kita. So, mari kita mengenal kota Vienna sebelum memulai perjalanan! Transportasi di Vienna Untuk urusan transportasi, kota Vienna memiliki transportasi yang sudah teratur dengan baik dan juga menghubungkan setiap tempat-tempat menarik yang berada di dalam maupun luar kota Vienna. Seperti di negara-negara lain,